SlotRaja777 – Jadi? yang datang selama beberapa malam itu bukan manusia?
Pengalaman dari seorang mandor perkebunan yang di datangi oleh tamu misterius di tengah malam dengan gelagat yang aneh.
Cerita ini saya dapat ketika hari minggu kemarin main ke daerah atas, tepatnya ketika mengunjungi saudaraku yang kerja di perkebunan teh disana.
Nah rumah itu tuh adalah rumah bagi pegawai perkebunan teh (kalau pernah main ke perkebunan pasti tahu lah ya)
Biasa lah kita dateng silaturahmi, ngaliwet, ngobrol-ngobrol.
Hingga, obrolan kita ngejurus ke hal-hal seram sambil makan.
Ya biasa lah keluargaku memang kalau dah ngumpul pasti ada aja ceritanya, toh di rumah ku juga sering banget kejadian kayak yang aku ceritakan disini
Nah, ceritanya saudaraku ini bilang bahwa dulu ada satu rumah yang letaknya tak jauh dari rumahnya, mengalami hal yang menakutkan, bahkan karena kejadian itu, seluruh area itu jadi angker selama beberapa bulan.
Karena rumahnya takut di ketok oleh sesuatu yang membuat mereka ketakutan.
Jadi ada mandor perkebunan, kita sebut aja namanya Andi.
Andi ini baru bekerja di perkebunan selama satu tahun, nah karena semua pekerja di perkebunan mendapatkan rumah dinas, jadi dia tinggal disana dengan para pekerja seperti saudaraku ini.
Nah, pada satu malam, tepatnya malam minggu, tiba-tiba dia di kejutkan oleh kedatangan seseorang yang mengetuk pintunya.
Awalnya Andi ini kebingungan, tumben-tumbenan ada yang mengetuk rumahnya jam segini, soalnya biasanya di atas magrib tempat ini sudah sepi dan mereka sudah ada di dalam rumah-rumahnya masing-masing bersama keluarganya.
Andi yang tinggal sendirian di rumah tersebut, akhirnya buka pintu lah, dan terlihat disana ada seorang ibu-ibu yang berdiri dengan wajahnya yang ketakutan.
Andi seketika bertanya, kenapa dia mengetuk pintunya malam-malam.
“Bu Lilis? ada apa? kenapa datang malam-malam begini….” katanya dengan nada yang heran.
Kirain Andi, Bu Lilis itu datang untuk pinjam uang, karena ya wajarlah dia adalah atasan dirinya, jadi wajar kalau suka ada pegawai yang sering pinjam uang kepadanya.
Bu Lilis hanya diam sejenak, tapi dia tiba-tiba berkata bahwa dia ingin ikut masuk ke dalam, dan dia bilang bahwa dia ga bisa pulang pada malam ini.
Andi ini heran dengan gelagat Bu Lilis, wajahnya kayak yang ketakutan, dan ketika dia masuk, Andi langsung melihat ke sekeliling rumah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya dia takutkan pada saat itu.
Begitu pintunya ditutup dengan rapat, Andi langsung menghampirinya ketika dia duduk di dalam rumah.
Tangannya terlihat gemetar, dia masih terlihat gelisah dan memandangi beberapa jendela yang tertutup rapat dan pintu yang terkunci.
“Bu, ada apa?” tanya Andi yang heran dengan gelagat Bu Lilis pada saat itu.
“Kenapa ibu tidak bisa kembali ke rumah ibu?”
Bu Lilis hanya menggelengkan kepala, lalu dia berkata bahwa dia ketakutan sehingga ga mau pulang ke rumah pada malam itu.
Andi lalu mengorek apa yang dia takutkan, lalu tak lama dia bercerita bahwa dia seperti di awasi oleh sesuatu yang tidak terlihat di rumah tempat dia tinggal.
Dia berkata bahwa dia sering mendengar langkah kaki yang bergerak di sekitar rumah, kayak yang mengawasi dirinya.
Dia ketakutan, karena di rumah itu dia tinggal sendirian, lalu dia juga sering mendengar suara sesuatu yang jatuh ke sumur dan ketika dia lihat, ternyata tidak ada apa-apa.
Andri mencerna perkataan Bu Lilis bahwa dia sedang di teror oleh hantu atau sesuatu tak kasat mata sehingga dia ketakutan.
Karena wajar saja, rumah-rumah ini sudah ada dari jaman belanda, dan semua pegawai hanya bisa menempati rumah ini tanpa pernah memilikinya selama bekerja disini.
Namun ada hal yang aneh, kalau dia ketakutan, kenapa dia tidak mengetuk rumah tetangga yang lebih dekat.
Bu Lilis hanya menjawab bahwa dia sudah melakukan hal itu tapi ga ada yang membuka pintunya seperti yang dia lakukan.
Bu Lilis semakin ketakutan, bahkan dia meminta tolong kenapa Andi agar dia bisa tinggal lebih lama di rumahnya hingga semuanya aman.
Awalnya, Andi hanya mengiyakan apa yang dikatakan Bu Lilis, bahkan dia berencana akan meminta bantuan para pekerja yang lain untuk menemaninya ke rumahnya ketika dia sudah tenang.
Namun, ketika dia berfikir seperti itu, tiba-tiba dia mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat ke rumahnya.
Langkah pelan itu datang dari kejauhan, di tengah-tengah keheningan seperti ini, Andi bisa dengan jelas mendengar suaranya.
Seketika, dia waspada, dan dia menyadari bahwa apa yang ditakutkan oleh Bu Lilis selama ini kini sudah mendekat ke rumahnya pada saat itu.
Langkah kaki ini bukanlah langkah kaki biasa, langkahnya terdengar sangat berat, apalagi di jalanan setapak diluar sana yang terbuat dari tanah dan lumpur perkebunan.
Suara langkah kaki itu berhenti selama beberapa detik tepat di depan rumah, lalu tak lama berjalan lagi secara perlahan, dimulai dari pintu rumah depan, lalu mengelilingi hingga ke pintu dapur, lalu tak lama kembali lagi ke pintu depan.
Andi merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan hal ini, bahkan aku berpikir bahwa ini sepertinya bukan mahluk halus, namun merupakan manusia yang ingin mencelakakan Bu Lilis.
Dia tidak tahu ada masalah apa di dalam kehidupannya, namun melihat Bu Lilis yang ketakutan seperti itu, sepertinya ini bukan akibat makhluk halus atau sesuatu yang tidak nyata.
Andi yang berfikir bahwa itu manusia, tiba-tiba mengambil sesuatu golok yang ada di dapur.
Dia sengaja tidak membuka golok itu, karena berusaha agar tidak terjadi sesuatu yang mengerikan, namun dia juga harus bersiap-siap jika itu bisa mengancam nyawanya, sehingga dia siap mencabut golok itu dari sarungnya.
Andi berjalan ke arah pintu dengan golok di tangan, dia perlahan membuka pintu itu, namun ketika dibuka, semuanya mendadak hening.
Dia bahkan keliling rumah untuk memastikan bahwa suara itu benar-benar menghilang, dan ketika dirasa aman, dia akhirnya kembali ke Bu Lilis untuk menenangkannya.
Awalnya, Bu Lilis akan di antar pulang, tapi dia menolak dan masih merasa takut, bahkan dia masih ingin tinggal di rumah itu lebih lama.
Karena Andi kebingungan, akhirnya dia berkata bahwa dia boleh menginap di rumah itu dan pulang ketika pagi tiba, karena besoknya itu hari minggu jadi pekerjaan untuk memetik teh libur sehingga dia bisa beristirahat atau pulang ke kampung keluarganya agar dia bisa tenang.
Andi yang tidak enak dengan hal itu akhirnya membereskan kamarnya, lalu membiarkan Bu Lilis tidur di kamarnya dan dia tidur di ruangan tengah.
Setelah kejadian itu, Andi tidak mendengar suara langkah kaki yang mendekat lagi, bahkan hingga pagi menjelang.
Andi sampai ketiduran di ruang tengah dan menunggu Bu Lilis bangun untuk pulang ke rumahnya.
Tapi, setelah jam 9 malam, tidak ada tanda-tanda Bu Lilis bangun.
Awalnya dia ragu untuk membangunkannya, apalagi dia adalah wanita, tapi karena dia juga ada kegiatan mau tidak mau harus membangunkannya pada saat itu.
Andi mencoba untuk mengetuk pintu kamar dan tidak ada jawaban, hingga akhirnya dia memaksa untuk membuka pintu kamarnya.
Dan ketika dibuka, ternyata Bu Lilis menghilang, dan kasur dan seprai yang semalam dia bereskan posisinya masih sama seperti semalam.
Andi langsung memeriksa seluruh kamar, bahkan dia sampai membuka pintu dan mencari Bu Lilis yang hilang.
Hingga ketika dia keluar, dia ketemu dengan Pak Asep yang merupakan pekerja seperti Bu Lilis, dia terlihat sedang mencari kayu bakar di sekitar kebun teh yang ada di dekat rumahnya.
Andi bertanya tentang Bu Lilis, dan Pak Asep berkata mungkin Bu Lilis sudah pulang ke rumahnya yang di kampung, karena dia setiap seminggu sekali dia selalu pulang.
Jadi mungkin saja dia pulang pagi-pagi, dan nanti akan pulang lagi sore karena besok harus kerja.
Karena jawaban Pak Asep sedikit masuk akal, jadi Andi hanya mengiyakan atas apa yang dikatakannya.
Karena memang bagi para pekerja yang kampungnya dekat biasanya mereka suka pulang ketika libur dan itu juga terjadi sama Bu Lilis.
Akhirnya Andi tidak memikirkan hal itu lagi, dia kembali ke rutininas di hari minggu itu.
Suasana kebun teh sangat enak untuk bersantai (saya aja kemarin kesana ketiduran dan ga mau pulang karena nyaman disana + dingin hehe)
Hari minggu itu rupanya di guyur hujan, dan itu sampai malam tiba.
Andi yang seharian di rumahnya ingin tidur cepat karena besok pagi banyak teh yang harus di panen agar bisa memenuhi target hariannya.
Namun, dia tidak bisa tidur, seperti ada yang menggangu rumahnya, kayak ada yang jalan mengelilingi rumah, lalu ada sesuatu yang jatuh ke sumur sehingga membangunkan tidurnya.
Andi langsung bangun dan mengecek itu semua, namun tidak ada apa-apa ketika dia cek ke kamar mandi.
Meskipun, tepat ketika dia balik ke ruang tengah, dia dikejutkan oleh kemunculan Bu Lilis yang tiba-tiba bediri di depan pintu depan dengan tubuhnya yang basah kuyup.
Rambutnya meneteskan air dan tetesan itu menciptakan genangan air kecil di lantai.
Wajahnya terlihat pucat, bahkan matanya cekung dan dengan kedua matanya yang sedikit menghitam.
dia langsung berjalan dan melangkah masuk ke dalam, meninggalkan jejak basah di setiap langkahnya dan itu membuatnya heran atas apa yang dia lakukan.
Andi yang kaget dengan hal itu langsung mendekati dirinya lagi, dan Bu Lilis tiba-tiba berkata bahwa dia tidak bisa tinggal di rumah itu lagi karena dia takut sesuatu yang masih mengawasinya.
Dia benar-benar ketakutan, bahkan Andi berusaha untuk menenangkannya, bahkan dia sampai berkata kalau misalkan ingin pindah, nanti dia berbicara ke atasannya untuk mencari tempat tinggal baru untuknya.
Di tengah-tengah kebingungan itu, Andi kembali di kejutkan oleh ketukan dari pintu depan.
Dia kaget, karena ketika ketukan itu terdengar, Bu Lilis berkata bahwa dia tidak boleh membuka pintunya karena dia ketakutan.
Ketika dia berkata seperti itu, suasana rumah mendadak dingin, seperti ada hawa dingin yang masuk dari sela-sela dinding yang terbuat dari kayu.
Pandangannya terus menatap ke arah pintu, Andi menerka-nerka apa yang ada di luar sana, dan kenapa dia terus menerus meneror Bu Lilis.
Namun, tak lama kemudian, terdengar sebuah suara, suara yang dia kenal di balik pintu depan, yang terlihat seperti sedikit berteriak.
“Punten!!, Pak Andi, bangun pak, buka pintunya pak!!”
Hal itu rupanya membuat dia langsung berlari ke arah pintu dan membuka pintunya, dan disana terlihat Pak Asep dengan basah kuyup berdiri di depan rumah.
“Pak, bapak harus ikut sekarang…” katanya tanpa ada basa-basi.
“Maksudnya pak?” tanya Andi bingung.
“Pokoknya ikut pak? kita ke rumah Bu Lilis sekarang.” katanya sambil menarik tangannya.
Seketika, Andi menahannya, dan berkata.
“Bentar? ada apa dengan Bu Lilis, perasaan tadi Bu Lilis ada di……..”
Andi menoleh ke arah ruang tengah, dan ternyata, disana kosong, Bu Lilis tidak ada disana, yang ada hanyalah sisa air yang jatuh dari tubuhnya yang basah.
Pak Asep yang mendengar hal itu seketika langsung mengerutkan dahi, dia tahu tentang Bu Lilis, namun nampaknya dia menyembunyikannya sehingga dia hanya memandang Andi dengan perasaan yang takut.
“Bu Lilis ga mungkin kesini Pak Andi…” katanya sambil melirik ke ruangan tengah.
“Pokoknya, Pak Andi harus ikut sekarang, nanti Pak Andi bisa menyimpulkan sendiri ketika sudah sampai disana.”
Ketika mereka sampai, rumah Bu Lilis sudah dipenuhi oleh beberapa pekerja lain yang nampak tegang, beberapa dari mereka menunggu diluar, beberapa yang lainnya sudah berada di dalam rumah.
Mereka berkumpul di sekitar sumur yang ada di kamar mandi belakang, dan Pak Asep seketika langsung membawa Andi kesana.
Seketika, bau busuk langsung tercium ketika Andi mendekat ke arah kamar mandi, Pak Asep yang berdiri di sampingnya hanya bisa diam dengan wajahnya yang tegang.
Andi sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi, namun Pak Asep langsung meminjam senter dari para pekerja lain dan menyorotkan cahaya senternya ke dalam sumur.
Dengan tatapan yang serius dia memaksa Andi agar melangkah lebih dekat dan melihat apa yang ada di dalam sana.
“Bu Lilis ga mungkin ada di rumah Pak Andi, dia berada di sini sekarang…” katanya dengan nada suara yang berat.
Dengan tubuh yang gemetar, Andi meraih tepian sumur dan mencondongkan tubuhku ke depan, cahaya senter yang menembus kegelapan kini terlihat dengan jelas, dan semakin lama semakin membuatnya yakin bahwa ada sesuatu disana.
Terlihat dibawah sana ada sosok tubuh manusia yang terbalik, kepalanya terbenam di air yang gelap, sementara kedua kakinya menjulur ke atas dengan posisi yang kaku.
Itu adalah Bu Lilis, seseorang yang selama dua malam ini datang ke rumah dengan wajahnya yang ketakutan.
Sosok yang baru saja dia temui beberapa menit yang lalu dan mendadak menghilang, dan kini tubuhnya ada di dalam sumur dengan keadaan yang tidak bernyawa.
Baju dan celananya sama persis dengan apa yang dia lihat, dan itu seketika membuatnya gemetar.
Andi mundur satu langkah, tubuhku mendadak lemas, nafasku terasa berat, bahkan aku langsung terjatuh setelah melihat pemandangan itu.
Lalu tak lama dia pingsan.
Rupanya, dari hari sabtu Bu Lilis sudah jatuh ke sumur dengan posisi terbalik.
Ada desas-desus bahwa Bu Lilis semasa hidupnya punya hutang, dan dia kerja di perkebunan untuk menyembunyikan dirinya.
Tapi, dia ketauan dan para penagih akan datang ke rumahnya untuk menagih hutang, sehingga dia mencari tempat bersembunyi.
Namun naas, dia malah terjatuh ke sumur dengan posisi kepalanya terbalik.
Saudaraku berkata bahwa itu di sebut jurig numpak kuda kalau disana, atau hantu yang berkuda.
Baca: Dibawa ke Alam Lain Setelah Liburan di Villa Angker Puncak
Kenapa seperti itu, karena dia merasa bahwa dia ga sadar dia sudah meninggal, sehingga dia bekeliling seperti orang naik kuda.
Mungkin jiwanya belum tenang karena jasadnya belum di temukan, dia mengetuk setiap rumah termasuk rumah saudaraku namun tidak ngeuh akan hal itu, dan ketika dia mengetuk rumah Andi, dia membukanya.
Dia masih ketakutan, jiwanya masih menyangka bahwa dia di awasi oleh orang-orang yang menagih hutangnya, hingga akhirnya dia sadar bahwa sebenarnya Bu Lilis yang datang ke rumahnya bukanlah manusia, namun jiwa yang tidak sadar bahwa dia sudah meninggal. Tamat