SlotRaja777 – Semua nama tokoh dalam cerita ini sudah disamarkan atas permintaan yang bersangkutan.
Cerita berawal dari seorang laki-laki berusia 21 tahun yang terlihat sangat bahagia karena namanya tercantum ke dalam daftar orang-orang yang lulus tes masuk ke sebuah PT. pertambangan
batubara yang cukup besar kala itu, sebut saja namanya Eki.
Awalnya sebelum melamar di PT tersebut Eki bekerja serabutan, kadang-kadang ia ikut mangatu(mencari emas dengan menggunakan mesin, biasanya dilakukan oleh penambang di desanya.) Atau bila hari sabtu dan minggu,
ia akan jadi kuli pengangkut barang dari pasar menuju ke pelabuhan. Namun dengan ia yang kini diterima di PT tersebut, iya yakin masa depannya pasti akan cerah. Dan dia akan punya modal untuk membuka usaha di desanya.
Singkatnya, setelah menyelesaikan tes, interview, medical check up dan ttd kontrak.
Hari itu pun Eki sudah mulai masuk bekerja, ia mengenakan seragam oren dengan warna biru tua di bagian kerah sampai belakang dan sedikit warna biru tua melingkar di pergelangan tangan baju.
Eki tampak gagah mengenakan seragam kerja itu. Saat itu Ia sedang menunggu bus, yang memang dikhususkan untuk antar jemput para karyawan PT.
Sekitar jam 5 pagi bus pun datang. Eki dan beberapa orang lainnya lalu masuk kedalam bus.
“Wey lah Eki, semangat ampin kula tuh. (Wih Eki, semangat sekali sepertinya.)” Ujar Syar’i sambil tersenyum
“Bah e ka, harus semangat ji bagawi arai e nah, mangat kawa mamili ninja
4 tak. (Tentu ka, kalau kerja kan memang harus semangat. Biar nanti bisa kebeli ninja 4 tak.)”jawab Eki setengah bergurau
“Iyuh, kawa bewei ah kareh. Apalagi lamun ida ilanja gajih dengan bonusum epat lime bulan. Cash te pang kau mili e. (Iya, tentu saja bisa.
Apalagi kalau uang gaji dan bonus mu tidak kamu gunakan. Pasti belinya bisa langsung cash.)”ujar Syar’i
“Ida ah ka, lamun kakate pangsin kuitan ulun. Narai ji kinan awen lamun gajih ulun sandeah e inabung. (Gak lah ka, kalau seperti itu, kasian orang tuaku. Apa yang akan
mereka makan kalau semua gajiku di tabung.)”ucap Eki seraya tertawa kecil
“Atur beh ding lah, yaku helu tuh.(Aku duluan ya.)” Ujar Syar’i tersenyum, lalu kemudian ia berlari ke arah volvo.
Eki mengangguk, ia menatap Syar’i yang merupakan sepupunya tersebut,
Masuk kedalam volvo. Lalu tidak berapa lama kemudian volvo itu pun jalan.
______
“Eki, kemari..” ujar teman kerjanya yang bernama Ateng, Eki yang sebelumnya sedang duduk-duduk di pos itu pun langsung beranjak ke arah Ateng. Ternyata Ateng mau mengajari Eki cara
mengoperasikan pompa air di tambang, karena memang Eki ini bekerja sebagai pumpman tambang.
“Pahamkan?” Tanya Ateng
Eki tersenyum dan mengangguk sebagai tanda bahwa ia sudah memahami apa yang tadi di ajari oleh Ateng.
“Ya sudah, kalau begitu aku mau ke warung dulu, mau beli kopi, mumpung sudah jam istirahat. Apa kamu mau nitip sesuatu?”
“Gak ka, aku sudah bawa kopi dari barak.”ujar Eki seraya memperlihatkan botol kecil
di dalam tasnya
Ateng mengangguk, lalu kemudian ia pergi bersama beberapa orang yang sudah menunggunya.
Eki kembali duduk di pos sambil bernyanyi pelan, lahan pertambangan itu sunyi karena saat itu sehabis hujan, jauh dari pos Eki berada terdapat pohon-pohon tinggi yang
Mengelilingi tempat itu.
Sekitar 1 jam berlalu, Ateng pun kembali. Ia membawakan sebungkus roti untuk Eki.
“Disana tadi ada orang kecelakaan Ki.” Ujar Ateng seraya duduk di dekat Eki
“Iyakah ka? Terus korbannya bagaimana?” Tanya Eki
“Untungnya cuma depan busnya yang rusak, sopirnya selamat gak ada luka.”
Eki menghela nafas lega, entahlah setiap kali mendengar tentang kecelakaan, Eki selalu merasa mendadak lemas.
“Makan sudah rotinya, itu memang ku belikan untukmu.”
“Terima kasih banyak ka..” Ucap Eki seraya membuka bungkus rotinya
“Disini, kalau malam angker Ki..” Ujar Ateng
“Ada hantunya kah ka?” Tanya Eki sambil mengunyah rotinya
“Iya, kami disini menyebutnya si merah. Karena dia selalu muncul dengan pakaian berwarna merah. Rambutnya panjang, dan suka mengganggu.”
Eki menatap Ateng,
“Kamben manak alas kah?” Tanya Eki pelan
Ateng mengangguk,
“Tidak hanya itu saja yang ada di sini Ki.”Ujar Ateng
“Sssttt.. Itu pengawas datang.”ujar Ateng seraya membetulkan duduknya
Keduanya langsung diam, dan hanya deru hembusan angin yang terdengar .
“Ini kotakan untuk kalian, tadi dapat lebih, karena banyak yang gak mau.” Ujar si pengawas seraya meletakkan satu plastik berisi 4 kotak makanan
Karena memang PT tempat kerja Eki tersebut tidak menyediakan makanan catering untuk pekerja. Sebab, para karyawan sudah mendapatkan jatah uang makan sebanyak 80 ribu perhari, dan akan diberikan setiap tanggal 15-17 tiap bulannya.
Dan kalau pun kadang-kadang mereka mendapatkan nasi kotakan, itu karena nasi kotaknya kelebihan, mungkin karena orang yang menerima kotakan tersebut tidak masuk kerja atau sudah bosan dan lebih memilih makan di warung.
Setelah pengawas pergi, Eki langsung memakan makanan tersebut. Ada ayam goreng, ikan, sayur dan buah-buahan.
“Kaka gak makan?” Tanya Eki
“Gak ki, kamu makan aja.”ujar Ateng
2 kotak nasi yang yang masih tersisa, Eki bawa pulang. Menurutnya lumayan jadi nanti malam tidak perlu memasak.
______
Hari-hari berlalu,
Tak terasa, shift siang Eki pun berakhir. Dan hari itu ia Off. Malamnya barulah ia masuk kerja.
“Ka Ateng gak kesini?”tanya Eki pada Heri yang menggantikan Ateng untuk menemani Eki
(Yang bertugas sebagai pumpman itu banyak, di setiap penggalian batubara yang terdapat mata air, disitu mereka ada. Dan biasanya yang jaga berdua atau bisa juga sendiri-sendiri itupun kalau memang pompa sedang banyak digunakan.)
“Mana mau dia kesini kalau shift malam. Trauma dia itu ki.” Jawab Heri
“Kenapa memangnya?” Tanya Eki
Heri menatap, ke sekeliling, terlihat para penambang masih ramai di kejauhan.
“Disini angker.. Makanya yang jaga selalu berdua..”jawab Heri kemudian
Eki mengangguk, ia tak berani untuk bertanya lebih jauh.
“Bagaimana rasanya kerja di perusahaan tambang Ki?” Tanya Heri mengalihkan topik obrolan
“Enak, walaupun capek, tapi tidak secapek waktu nguli di pasar atau mangatu.”jawab Eki
Heri tertawa, namun tiba-tiba, dari kejauhan terdengar suara tawa, suara tawanya persis mengikuti suara tawa Heri.
Heri terdiam, tapi suara tawa itu masih terdengar.
Wajah Heri seketika pucat, ia menatap Eki yang juga tampak pucat.
“Berdoa Ki..”ujar Heri
Eki langsung menadahkan kedua tangannya dan kemudian berdoa.
Sementara Heri terlihat memejamkan mata.
Tidak lama kemudian, suara tawa itu pun menghilang.
Heri dan Eki menghela nafas lega.
“Syukur sudah hilang.” Ujar Heri
Sementara Eki hanya diam, ia tak bisa berkata-kata lagi.
Karena malam itu merupakan pengalaman pertama bagi Eki merasakan gangguan dari mereka yang tak kasat mata. Sebab sebelumnya, ia hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut sesama pekerja di sana, tentang cerita hantu di pit itu.
Malam semakin larut, sekitar jam 12an, aktivitas di tambang tersebut sudah sepi.
“Tidur saja ki, istirahat.” Ujar Heri sembari merebahkan tubuhnya
Eki mengangguk, lalu ikut merebahkan diri di dekat Heri.
Beberapa saat kemudian mereka sudah terlelap.
____
Nafas Eki terengah-engah karena terus berlari menghindari kejaran sosok tinggi besar dengan taring yang sangat panjang itu.
Eki terjatuh dan saat akan bangkit tiba-tiba kakinya ditarik oleh sosok menyeramkan itu.
“Toloong.. Tolong.. “teriak Eki
“Ekii.. Ki.. Banguuunn… hey.. Ekiii.. Asuu…”
Plaaakkk… setelah di tampar oleh Heri, barulah Eki terbangun. Eki langsung duduk sambil memegangi pipinya. Nafasnya masih terengah-engah.
“Kamu kenapa??” Tanya Heri
“Aku mimpi…”
“Kamu itu tadi kaya orang kerasukan. Kaya orang kena cekik, badanmu juga gemetar hebat.. Aku yang tidur disampingmu aja sampai kebangun.”
Eki mengusap jidatnya, ia masih tak habis pikir dengan mimpi yang ia alami. Mimpi itu seperti nyata. Dan ternyata apa yang ia alami di alam mimpi tadi, membuat tubuhnya yang sedang tertidur bereaksi.
“Kamu pernah mimpi aneh waktu tidur disini?” Tanya Eki setelah beberapa saat diam
“Pernah, tapi gak sampai kaya kamu tadi.” Jawab Heri
“Aku mimpi dikejar sosok tinggi, kurasa aku tau namanya, tapi kata orang tuaku sosok itu tidak boleh disebut namanya. Karena dia itu merupakan salah satu kambe hai yang sangat berbahaya.”
“Iya, aku tau yang kamu maksud. Ssssttt.. Gak usah dibahas lagi.” ujar Heri pelan
Eki menarik nafas panjang, matanya masih mengantuk, tapi ia takut untuk kembali tidur.
Akhirnya, karena mereka berdua takut untuk tidur lagi, mereka pun mengeluarkan bekal masing-masing.
Eki membawa bekal sayur singkong upet campur mie dan lauknya ikan asin. Sementara Heri membawa ayam goreng dan tumis kangkung.
Tak lupa keduanya saling berbagi bekal makanan, namun di tengah-tengah asyiknya mereka menyantap bekal, tiba-tiba terdengar seperti ada yang memukul-mukul tiang lampu sorot berkali-kali. Padahal disitu hanya ada mereka berdua.
Keduanya saling pandang satu sama lain, lalu kembali melanjutkan makannya seolah tidak terjadi apa-apa.
______
Malam kedua..
Waktu itu mendekati jam istirahat, hujan turun dengan sangat deras, sehingga aktivitas tambang dihentikan untuk sementara. Dan disana menjadi sepi. Hanya ada Eki, Heri dan Bani.
Selama 2 minggu bekerja disana, Eki memang punya beberapa teman baru. Sesama pumpman maupun operator alat-alat berat.
Nah, Bani ini, merupakan salah satu sopir truk HD disana. Namun malam itu bukannya bersantai di pos mereka sendiri, bani justru menghampiri Eki dan Heri di pos mereka yang jauh lebih kecil.
“Ku dengar disini angker ya kalau malam? Tapi ini kok biasa aja?” Ujar Bani
“Heh kamu ini, bukannya syukur ya kalau gak ada gangguan. Kemarin malam kami sampai gak berani tidur gara-gara itu.”
“Serius?”tanya Bani antusias
Heri dan Eki mengangguk.
Bani langsung mengeluarkan HP dari kantongnya. Lalu mengarahkan kamera ke berbagai sudut.
“Jangan begitu Ban, terfoto mu nanti mereka itu, baru kamu tau rasa.”ujar Heri menegur kelakuan Bani yang asyik memfoto ke segala arah ditengah hujan yang mulai reda.
“Loh bagus kan kalau sampai mereka ikut terfoto, biar aku percaya dan nanti bisa ku tunjukkan fotonya ke teman-teman lain.”
“Kamu gak tau sih, kejadian yang menimpa Ateng dulu. Makanya dia sampai gak mau lagi shift malam disini.”ujar Heri
“Makanya akan ku buktikan ke kalian, kalau hantu, jin setan itu gak ada di dunia ini..” Ujar Bani
Heri dan Eki hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Bani. Namun keduanya memilih tak ikut campur lagi.
“Aku itu, sebenarnya gak percaya sama cerita-cerita tentang hantu di daerah ini. Ku rasa itu cuma karangan orang-orang saja. Mana ada hantu bisa segala menghidupkan alat, dan mana ada hantu yang bisa memutar-mutar lampu sorot.”ujar Bani
“Iya deh, iya.. Mau percaya atau gak, itu juga terserah kamu. Hak kamu itu. Kami gak maksa juga buat kamu percaya cerita kami. Karena orang gak akan percaya sebelum dia mengalaminya sendiri. Kalau kami sih percaya, jin, setan, itu ada.”ujar Heri
Bani tertawa, namun tiba-tiba saja ada suara tawa lain yang terdengar sama persis dengan suara Bani. Diikuti dengan lampu sorot yang tiba-tiba mati nyala dengan sendirinya.
Heri dan Eki tercekat, keduanya merapatkan tubuh sambil berdoa dalam hati masing-masing.
Sementara Bani tampak semakin antusias, malah kini ia berjalan ke arah suara itu berasal.
“Ayo keluar kalau kalian memang benar ada.. Aku mau melihat wujud kalian.” Ujar Bani
“Kita harus gimana?” Tanya Eki
“Biarkan saja dia Ki, yang penting kita gak ikut-ikutan..” Ujar Heri
Angin berhembus kencang dengan diiringi bau busuk yang menyengat. Eki dan Heri seketika menutup hidung.
“Baniii… sebaiknya kamu balik saja ke posmu, hujan juga sudah mulai reda.”ujar Heri meneriaki Bani
Namun Bani tidak menjawab, ia masih berdiri mematung dibawah tiang lampu sorot.
“Bani.. Ban..” Panggil Eki
Tak juga ada jawaban,
“Suruh dia balik ke posnya sana Ki.”ujar Heri dengan nada kesal
Sambil terus memanggil nama Bani, Eki berjalan mendekat kearah Bani yang masih berdiri itu.
Plak! Eki menepuk bahu Bani. Namun Bani tetap tidak bereaksi.
“Bani.. Kamu baik-baik aja kan?” Tanya Eki seraya menatap Bani
Bukannya menjawab pertanyaan Eki, Bani justru malah tertawa terbahak-bahak.
“Gila! kamu ngerjain kami ya??” Tanya Eki jengkel
Bani masih tertawa, dan suara tawanya semakin lama semakin aneh, bukan lagi seperti tawa biasa, tapi lebih mirip dengan suara ringkikan kuda.
Heri yang dari tadi hanya melihat dari pos itu pun langsung beranjak menghampiri keduanya.
Saat Heri mendekat, Bani langsung menatapnya.
“Bagaimana rasanya kehilangan anak? Anak yang sudah 6 tahun kalian tunggu itu??”tanya Bani dengan suara serak
Heri mengerutkan alisnya,
“Kurasa kerasukan dia ini Ki..” Ujar Heri seraya menatap Eki dengan tajam
“Iyakah? Terus kita harus gimana??” Tanya Eki bingung
“Panggil bantuan lewat radio, cepat!”
Eki langsung berlari ke arah pos untuk mengambil radio,
“Ki,, kii.. Tapi jangan bilang Bani kerasukan ki..!!” Teriak Heri
Eki berpikir sejenak, bagaimana dia akan meminta tolong, tanpa harus memberitahu Bani kerasukan??
“Ah sudahlah, aku bilang saja mesin pompa nya macet.” Ujar Eki pelan
Namun sudah 20 menit menunggu, bantuan belum juga datang. Sementara Bani sudah mulai bergerak dari tempat semula ia berdiri tadi.
“Kok belum ada yang datang?? Memang kamu bilang apa tadi?”
“Mesin pompanya macet.”
“Kok lama ya mereka datangnya??”
“Mungkin karena sudah malam sekali.” Jawab Eki
Sambil berharap bantuan datang, Eki dan Heri tetap mengawasi dan mengikuti kemana pun Bani berjalan.
Untungnya, saat itu Bani tidak mengamuk. Ia hanya tertawa sambil berjalan-jalan dan sesekali menari.
“Itu ada yang datang!”teriak Eki seraya menunjuk ke arah lampu mobil yang mengarah ke mereka.
Seorang laki-laki keluar dari dalam mobil, ternyata yang datang itu salah satu mekanik yang cukup mereka kenal juga. Namanya Sandi.
Heri menjelaskan tentang apa yang terjadi pada Bani,
“Wah kalau yang begini, aku juga gak bisa bantu Her.”
“Setidaknya kamu bisa antar dia pulang kan?”
“Pulang? Kemana? Rumahnya kan diluar kalteng.”
Heri terdiam, lalu ia melihat ke arah Eki.
“Ki, kamu bisa nampung Bani di rumahmu dulu gak?”
“Rumahku jauh, aku disini tinggal di barak.”jawab Eki
“Tapi rumahmu masih di kecamatan laung tuhup juga kan?” Tanya Heri
Eki mengangguk.
“Nah ya sudah, bawa dia ke rumahmu saja Ki, kita obati dia di rumahmu. Karena di antara kita ini, rumahmu yang paling dekat. Kalau membawa dia ke mess, pasti beritanya akan cepat menyebar, dan perusahaan pasti akan langsung memberhentikan Bani.”ujar Heri
“Tapi rumahku menyeberangi sungai, dan gak ada taksi air malam-malam begini.”
“Begini, saja. Kita bawa Bani ke barakmu saja dulu ki. Besok baru kita bawa dia ke rumahmu, Semisal dia masih saja kerasukan. Tapi kalau dia sudah gak kerasukan lagi, kita gak usah bawa dia ke rumahmu.”ujar Heri
Akhirnya, mau tak mau, Eki mengangguk. Dan setelah kesepakatan itu, mereka bertiga pun berusaha untuk menangkap Bani. Kaki dan tangan Bani diikat agar mudah membawanya.
Eki pun ikut pulang bersama Bani dengan diantar oleh sandi.
Setibanya mereka di barak Eki, Sandi langsung membantu Eki untuk memasukkan Bani ke dalam baraknya.
“Ini gak ada orang Ki?” Tanya Sandi
“Yang lain sudah pada cuti, yang kamar itu sama yang itu shift malam.”jawab Eki
“Oh, baguslah kalau begitu.”
Setelah Bani berhasil dibawa masuk ke dalam barak, Sandi pun berpamitan untuk kembali.
Sementara Eki, hanya duduk diam sambil menatap Bani.
“Gara-gara ulahmu ini aku gak bisa kerja.” Gerutu Eki
Bani tertawa lagi, namun alih-alih menyerang Eki, Bani justru terus mengajak Eki mengobrol. Dan akhirnya Eki dengan sosok yang merasuki Bani itupun terlibat obrolan. Sampai-sampai, Eki menanyakan nomor togel yang akan keluar besok pada Bani, tanpa basa basi, Bani langsung menjawab. Eki mencatat angka-angka itu di kertas.
“Awas ya, kalau sampai gak keluar.” Ujar Eki
“Hihihi.. Memangnya kamu bisa melakukan apa padaku?”
Eki terdiam.
“Ya adalah, pokoknya awas saja kalau kamu membohongiku.”
“Aku jamin angka itu benar. Dan aku ingin meminta makanan sebagai gantinya.” Ujar sosok yang merasuki Bani
“Kalau memang semua angka ini keluar besok, aku akan berikan makanan apapun yang kamu mau.”
Bani tertawa, kepalanya mengangguk.
“Baik, akan kutunggu janjimu. Aku akan pergi, hati-hati, karena yang akan datang nanti sangat jahat..”ujar sosok itu lagi
Eki mengerutkan alisnya mendengar ucapan sosok itu.
Lalu tiba-tiba saja, Bani lemas dan tak sadarkan diri.
Eki berusaha membangunkan Bani, dan setelah beberapa saat kemudian, Bani pun akhirnya bangun.
“Aku kenapa ki?” Tanya Bani
“Kamu kerasukan ban. Lagian kamu sih menantang.” Jawab Eki
Bani terdiam, sepertinya ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.
“Hp ku mana Ki?” Tanya Bani
“Gak tau, emang kamu menaruhnya dimana?” ujar Eki balik bertanya
“Seingatku, aku memfoto sesuatu ki, sosok itu nampak jelas sekali di kamera hpku. Tapi gak kelihatan sama sekali dengan mata telanjang. Sosok itu cuma badannya aja Ki, gak ada kepalanya..”
“Nah kan, sekarang kamu percaya kan?” Ujar Eki seraya melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Bani
“Aku kapok Ki, ini pengalaman pertamaku. Seumur hidup, aku gak pernah melihat hantu. Baru tadi aku melihatnya dengan jelas, walaupun cuma melalui kamera hp ku.”
Eki mengangguk,
“Syukur kamu kerasukannya gak parah. Sekarang kamu istirahat saja dulu Ban, aku juga mau tidur.” Ujar Eki seraya merebahkan tubuhnya di lantai
Untungnya setelah sosok yang merasuki Bani itu keluar, tidak ada lagi kejadian aneh yang menimpa mereka.
Keesokan paginya, Eki langsung mencoba peruntungannya dengan menembak angka togel yang diberikan oleh sosok yang merasuki Bani, namun karena ia ragu ia hanya memasang sekitar 10 ribu rupiah saja.
Saat sedang bekerja pun, Eki harap-harap cemas dengan angka yang ia pasang, benar akan keluar atau ia hanya di bohongi oleh sosok yang merasuki Bani itu. Tetapi tidak disangka-sangka, angka tersebut ternyata benar-benar keluar. Bahkan Eki sampai gemetar saat menerima uang yang cukup besar jumlahnya itu.
Ia benar-benar tidak menyangka, beberapa orang yang berada di tempat bandar togel itu pun sampai bertanya rahasia di balik kemenangannya itu. Tapi tentu saja Eki tidak mau memberitahu.
Dan hari itu, setelah mengambil uang kemenangannya tersebut.
Eki langsung pergi ke warung untuk membeli banyak makanan yang nanti akan dibagi-bagikan pada teman-temannya. Dan tentu tidak lupa, ia juga membelikan kapur sirih(panginangan) buah pisang mahuli dan rokok untuk nanti diberikan pada sosok yang merasuki Bani kemarin malam.
Sesampainya di tempat kerja, Eki langsung meletakkan sesajen yang ia bawa di bawah tiang lampu sorot, namun karena sebelumnya ia tidak pernah membuat sesajen, alhasil kapur sirih beserta pisang dan rokok itu hanya diletakkan begitu saja di bawah tiang lampu sorot.
Malam itu, dari jam 11 malam rintik hujan mulai turun.
Saat itu Eki, Heri dan 2 orang sopir truk HD lain tengah duduk di dalam pos sambil memakan makanan yang Eki bawa.
“Kok Bani gak ikut kesini?” Tanya Heri
“Bani gak kaya biasa.”ujar Herman si sopir truk HD
“Iya, dia lebih pendiam sekarang, ku rasa dia sedang putus cinta.” Ujar Jaya
Eki menatap Heri,
Selesai makan-makan, Herman dan Jaya pun kembali ke pos mereka untuk beristirahat. Karena memang pos yang di pakai Eki dan Heri hanya muat untuk 2 orang saja(kalau rebahan).
“Pasti dia trauma..”ujar Heri
“Tentu saja, apalagi waktu dia melihat hantu tanpa kepala itu, hiii.. Gak bisa bayangin aku.” Ujar Eki bergidik
“Airnya banyak tuh Ki, gak dijagain juga aman, kita bisa istirahat.” Ujar Heri
Eki mengangguk, matanya pun mulai berat. Akhirnya, karena terbawa suasana keduanya pun tertidur.
Dalam tidurnya, Eki bermimpi dihampiri seorang perempuan mengenakan pakaian putih dengan rambut panjang hingga pinggang. Perempuan itu sangat cantik, dengan kulit putih pucat. Ia tersenyum menatap Eki,
“Aku tidak menyukai apa yang kamu berikan itu, tapi karena aku menyukaimu, aku tidak akan mempermasalahkannya.”ucap perempuan cantik itu pada Eki
Eki yang masih terpaku menatap perempuan dihadapannya itu, seketika menjadi bingung mendengar perkataan si perempuan. Namun ditengah kebingungannya, si perempuan kembali berkata,
“Mau kah kamu menikah dan ikut denganku? Semuanya sudah aku persiapkan.”
“Hah? Nikah? Aku gak mau menikah sekarang. Aku mau membahagiakan orang tuaku dulu.”
“Kamu bisa membahagiakan orang tuamu tanpa harus bekerja keras, hidupmu akan berubah kalau kamu mau menikah denganku.”
Eki menggeleng, kakinya melangkah mundur untuk menghindari perempuan itu.
“Ayo kita menikah.”
“Gak!! Aku gak kenal kamu! Kamu juga gak kenal aku. Asal kamu tau, aku ini bukan laki-laki yang baik.” Ujar Eki
“Hihihi.. Kamu memang bukan yang terbaik, tapi di jaman sekarang, aku sudah tidak pernah lagi menemukan laki-laki perjaka sepertimu.”
Saat tangan perempuan itu menyentuhnya didalam mimpi, tubuh Eki yang sedang tertidur itu seketika kejang-kejang. Membuat Heri terbangun dan langsung berusaha membangunkan Eki.
Namun meski sudah dibangunkan berulang-ulang, Eki tetap tidak juga bangun. Akhirnya Heri langsung menampar wajah Eki, dan tamparan itu berhasil membuat Eki terbangun.
Eki langsung duduk, dan matanya tampak menatap ke sekeliling.
“Mimpi lagi?” Tanya Heri
Eki mengangguk,
“Mungkin mereka suka sama kamu ki.” Ujar Heri
“Huss.. Jangan ngomong begitu.”
“Yaudah mulai sekarang, kita gantian saja tidurnya. Supaya gak terjadi lagi hal-hal seperti ini lagi.”ujar Heri
Eki terdiam, dalam diamnya ia terus memikirkan mimpinya itu.
Singkat cerita, 2 minggu pun berlalu. Shift malam berakhir. Dan kini Eki sudah cuti. Ia tengah berada di rumahnya. Kala Syar’i datang menemuinya.
“Kamu kenal Bani HD kan?” Tanya Syar’i
“Kenal ka, kenapa?”
“Dia kecelakaan. Infonya Travel yang dia tumpangi menabrak truk.”
Eki kaget mendengar info dari sepupunya itu.
“Tapi dia selamat kan ka?”
Syar’i menggeleng,
“Dia meninggal di tempat ki. Kamu sih gak punya Hp. Makanya gak tau berita.”
Eki terdiam, ia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang menimpa Bani. Walaupun tidak sedekat itu ia berteman dengan Bani, tapi tetap saja perasaannya sedih.
Singkatnya, masa cuti berlalu. Eki pun sudah bersiap dengan seragamnya pagi itu. Ia tak sabar ingin bertemu dengan teman-teman kerjanya di tambang.
“Ka Ateng.. Benarkah Bani kecelakaan?” tanya Eki saat Ateng baru saja datang
“Iya. Jenazahnya dimakamkan di tempat asalnya Ki.” jawab Ateng
“Ka, sudah dengar cerita tentang Bani yang kerasukan disini?”tanya Eki lagi
Ateng menyipitkan matanya, lalu duduk di dekat Eki.
“Bani kerasukan?”
“Iya.” jawab Eki lalu kemudian ia menceritakan semuanya pada Ateng
Ateng mendengarkan cerita Eki dengan seksama. Sesekali kepalanya mengangguk menanggapi cerita itu.
“Aku yakin apa yang menimpa Bani, pasti masih ada sangkut pautnya dengan hal-hal yang tak kasat mata. Apalagi ku dengar kabarnya, dalam kecelakaan itu, cuma Bani yang meninggal. Orang lain yang bersamanya di dalam travel itu masih hidup bahkan mereka hanya mengalami luka ringan.”ujar Ateng
“Sebenarnya Ki, aku juga pernah hampir mati gara-gara kakana’an disini. Waktu itu, aku ditinggal sendirian disini pas shift malam. Karena memang saat itu aku tidak tau cerita tentang pit ini jadi aku oke-oke saja ditinggal sendiri. Nah Saat sedang duduk-duduk di pos, aku mendengar ada suara seseorang minta tolong. Suaranya lirih tapi sangat jelas ditelingaku. Awalnya suara itu tidak kupedulikan, namun lama kelamaan suara yang tadinya lirih, malah jadi jeritan, teriakan yang bersahut-sahutan. Aku yang mengira itu suara orang betulan yang sedang membutuhkan pertolongan pun langsung berlari ke sumber suara. Tapi sampai aku berlari berkeliling disini, aku tidak menemukan siapapun. Lalu tiba-tiba, aku melihat perempuan, berbaju merah dengan wajah yang menyeramkan melayang cepat ke arahku.. Setelah itu, aku sudah tidak ingat apa-apa lagi. Aku ditemukan orang sudah dalam kondisi pucat dan tak sadarkan diri disini. Waktu itu Aku diantar ambulance pulang ke rumahku Ki. Saat aku dirumah aku ketakutan setiap memejamkan mata Ki. Bayangan hantu berpakaian merah itu terus menghantuiku. Dan kau tau? Kakiku sampai lumpuh sebelah, benar-benar lumpuh Ki. Tidak bisa digerakkan dan tidak bisa merasakan apapun selain rasa sakit. Untungnya keluargaku sadar dengan apa yang terjadi, sehingga aku pun dibawa ke orang yang paham, dan ternyata katanya aku kakana’an. Kaki ku yang lumpuh itu ternyata bekas dilempari mereka yang tak kasat mata dengan benda halus. Akhirnya ritual pulung pun dilakukan untuk mengobatiku. Orang itu menemukan pasir kasar, kayu kecil dan batu dari dalam kakiku Ki. Dan seperti sebuah keajaiban, setelah benda itu keluar dari kakiku, kakiku pun perlahan mulai bisa digerakkan kembali. Kata orang itu, andaikan aku tidak segera diobati dalam waktu 10 hari, kemungkinan aku akan meninggal. Karena hal itulah aku tidak berani lagi shift malam disini.”cerita Ateng
Eki bergidik ngeri,
“Ka, aku pernah juga mimpi disini, ada perempuan yang mengajakku menikah ka. Perempuannya cantik, tapi saat dia mengajakku menikah dan ikut bersamanya itu kesannya seperti memaksa. Apa jangan-jangan aku juga akan bernasib seperti Bani?”tanya Eki dengan suara bergetar
“Sebaiknya nanti malam, kamu aku antar saja ke rumah orang yang dulu menyembuhkan aku Ki. Takutnya saat kamu tertidur, kamu akan benar-benar dibawa oleh mereka.”ujar Ateng
Dan singkatnya, setelah pulang kerja, Eki mengikuti Ateng pulang ke rumahnya.
Oleh Ateng, Eki diantar menemui seorang lelaki berusia 50 tahunan.
Saat melihat Eki, orang itu langsung tersenyum.
“Wah, jarang-jarang aku melihat kamben alas kesini.” Ujar orang itu
“Maksudnya mang?” Tanya Eki
“Perempuan yang mengikutimu, dia kamben alas. Sepertinya dia menyukaimu.”
Eki menelan ludahnya, ia menatap Ateng yang tampak kaget.
“Mang, bisakah amang usir dia untuk saya? Atau bikin supaya dia tidak mengganggu saya lagi mang.” ujar Eki
Si amang tertawa, ia mengangguk. Lalu kemudian ia memberikan sebuah botol kecil pada Eki.
“Bawa minyak ini selalu bersamamu. Jangan dilepaskan sebelum 41 hari.” ujar si amang
“Hanya itu saja mang?”
Si amang mengangguk. Lalu kemudian ia bersiap-siap seperti ingin pergi keluar.
Setelah berterima kasih, Eki pulang dengan diantar oleh Ateng.
Hari-hari berlalu, dan kini Eki kembali masuk Shift malam. Sebelum berangkat, tak lupa ia mengantongi minyak yang diberikan oleh si amang.
Baca: Cerita Horor Si Tulang Punggung
Dan benar saja, semenjak Eki membawa minyak itu, Eki pun bisa tidur dengan tenang di dalam posnya. Kini tak ada lagi gangguan-gangguan yang ia rasakan selama bekerja di shift siang maupun shift malam.
Sampai kemarau panjang (Elnino) melanda. Dan tidak lama setelah kemarau melanda, mereka para karyawan pun dirumahkan kurang lebih sebulan, Karena pada waktu itu tongkang pengangkut batubara (yang mengirim batubara keluar dari sungai barito) tidak bisa melewati sungai barito yang waktu itu surut akibat kemarau panjang tersebut. Hingga akhirnya pengurangan karyawan besar-besaran pun dilakukan oleh pihak perusahaan. Dan Eki masuk kedalam daftar karyawan yang diberhentikan.
Dengan uang pesangon yang diberikan perusahaan, Eki bisa membuka usaha sembako di pasar.
Dan pada tahun 2017, Eki kembali masuk perusahaan batubara lagi. Lalu di tahun 2019 ia berhenti, dan kini ia sudah memiliki usaha travel dan jasa angkut barang sendiri.
___SELESAI___